Tata panggung disebut juga dengan
istilah scenery (tata dekorasi). Gambaran tempat kejadian lakon diwujudkan oleh
tata panggung dalam pementasan. Tidak hanya sekedar
dekorasi (hiasan) semata, tetapi segala tata letak perabot atau piranti yang
akan digunakan oleh aktor disediakan oleh penata panggung.
Penataan panggungdisesuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak artistik sutradara,
dan panggung tempat pementasan dilaksanakan. Oleh karena itu, sebelum
melaksanakan penataan panggung seorang penatapanggung perlu mempelajari
panggung pertunjukan.
1. Mempelajari Panggung
Dalam
sejarah perkembangannya, seni teater memiliki berbagai macam jenis panggung yang tempat pementasan. Perbedaan jenis
panggung ini dipengaruhi oleh tempat dan zaman dimana teater
itu berada serta gaya pementasan yang dilakukan. Bentuk panggung yang berbeda
memiliki prinsip artistik yang berbeda. Misalnya, dalam panggung yang
penontonya melingkar, membutuhkan tata letak
perabot yang dapat enak dilihat dari setiap sisi. Berneda dengan panggung yang
penontonnya hanya satu arah dari depan. Untuk memperoleh hasil terbaik, penata panggung diharuskan memahami karakter
jenis panggung yang akan digunakan serta bagian-bagian panggung
tersebut.
1.1 Jenis-jenis Panggung
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan
dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan actor ditampilkan
dihadapan penonton. Diatas panggung inilah semua laku lakon disajikan dengan
maksud agar penonton menangkap maksud cerita yang ditampilkan. Untuk menyampaikan maksud tersebut pekerja
teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud yang
dinginkan. Seperti yang akan disebutkan dibawah ini, bahwa banyak sekali jenis
panggung tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung teater yang sering
digunakan. Ketiga panggung tersebut adalah
Panggung Proscenium, Panggung Thrust,dan
Panggung Arena. Dengan memahami bentuk dari masing-masing inilah penata panggung
dapat merancang karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik.
Ø Arena
Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar
atau duduk mengelilingi panggung. Penonton sangat dekat sekali dengan pemain.
Agar semua pemain dapat terlihat dari segala sisi maka penggunaan set dekor
berupa bangunan tutup tidak diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan
penonton. Karena bentuknya yang dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung
dituntut kretivitasnya untuk mewujudkan set dekor. Segala perabut yang
digunakan dalam panggung arena harus benar-benar dipertimbangkan dan dicermati
secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan penempatannya. Semua ditata agar enak
dipandang dari berbagai sisi.
Panggung
Arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup. Inti dari
panggung arena baik terbuka atau tertutup adalah mendekatkan penonton dengan
pemain.
Ø Proscenium
Panggung Proscenium biasa juga disebut sebagai Panggung
Bingkai, karena penonton menyaksikan aksi actor dalam lakon melalui sebuah
bingkai atau lengkung Proscenium (Proscenium
Arch). Dalam bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan
wilayah acting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu
arah. Dengan pemisahan ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa
sepengetahuan penonton.
Panggung Proscenium sedah lama digunakan dalam dunia teater.
Jarak yang digunakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan
untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa
seolah-olah penonton yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek
artistic yang diinginkan, terutama dalam gaya relisme yang menghendaki lakon
seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
|
Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak
pandang dengan satu arah dari penonton. Prespektif dapat ditampilkan dengan
memanfaatkan kedalam panggung (luas panggung belakang). Gambar dekorasi dan
perabot tidak begitu menuntut kejelasan detail sampai pada hal-hal terkecil.
Bentangan jarak dapat menciptakan banyangan artistic tersendiri yang mampu menghadirkan
kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan kreasinya
diatas panggungproscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi
batas tepinya. Dan penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut.
Hampir semua sekolah teater memiliki jenis panggung
procesium. Pembelajaran tata panggung untuk menciptakan ilusi (tipuan)
imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung procenium. Jarak anatara penonton
dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan gambaran
kreatif pemanggunagan. Semua yang ada diatas panggung dapat disajikan secara
sempurna seolah-olah gambar nyata Tata cahaya yang memproduksi sinar dapat
dihadirkan dengan tanpaterlihat oleh penonton dimana posisi lampu berada.
Intinya semuayang di atas panggung dapat diciptakan untuk mengelabui pandangan penonton
dan mengarahkan mereka pada pemikiran bahwa apa yangterjadi di atas pentas
adalah kenyataan. Pesona inilah yang membuat penggunaan panggung proscenium
bertahan sampai sekarang.
Ø Thrust
Panggung
thrust seperti panggung procesium tetapi dua pertiga (2/3) bagian depannya
menjorok kearah penonton. Pada bagian yang depan yang menjorok ini penonton
dapat duduk disisi kanan dan kiri panggung. Panggung Thrust Nampak seperti
gabungan antar arena dan proscenium.
Untuk penataan panggung, bagian depan diperlakukan seolah
panggung arena sehingga tidak ada bagunan tertutup vertikal yang dipasang.
Sedangkan panggung belakang diperlukan seolah panggung proscenium yang dapat menampilkan
kedalam objek atau pemandangan secara perspektif.
Panggung Thrust telah digunakan sejak abad pertengahan
(Medieval) dalam bentuk panggung berjalan (Wagon Stage) pada suatu karnaval.
Bentuk ini diadopsi oleh sutradara teater modrn yang menghendaki lakon
ditampilkan melalui acting para pemain secara lebih artifisial (dibuat-buat
agar lebih menarik) kepada penonton. Bagian panggung yang dekat dengan penonton
memungkinkan gaya acting teater presentasional yang mempersembahkan permainan
kepada penonton secara langsung. Sementara bagian belakang atau panggung atas
dapat digunakan untuk penataan panggung yang memberikan gambaran lokasi.
1.2
Fungsi
Tata Panggung
Dalam perancangan tata panggung
selain mempertimbangkan jenis panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen
komposisi yang perlu diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata
panggung perlu dibahas terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor,
penata panggung juga bertanggung jawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena keseluruhan objek yang ada di atas
panggung dan digunakan oleh aktor membentuk satu lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat
penting dalam mencipta lukisan panggung,terutama
pada panggung arena dimana lukisan dekor atau bentuk bangunan vertikal tertutup seperti dinding atau
kamar (karena akan menghalangi pandangan sebagian penonton) tidak
memungkinkan diletakkan di atas panggung. Tata
perabot kemudian menjadi unsur pokok pada tata panggung arena. Unsur-unsur
ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa memberikan gambaran lengkap yang
berfungsi untuk menjelaskan:
1.
suasana dan semangat lakonpe
2.
riode sejarah lakon
3.
lokasi
kejadian
4.
status
karakter peran dan
5.
musim
dalam tahun dimana lakon dilangsungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar