Cahaya adalah unsur tata artistik yang paling penting dalam
pertunjukan teater.Tanpa adanya cahaya maka penonton tidak akan dapat
menyaksikan apa-apa. Dalampertunjukan era primitif manusia hanya menggunakan
cahaya matahari, bulan atauapi untuk menerangi. Sejak ditemukannya lampu
penerangan manusia menciptakan modifikasi dan menemukan hal-hal baru yang dapat
digunakan untuk menerangi panggung pementasan.
Ø Fungsi
Tata Cahaya
Tata
cahaya yang hadir diatas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya
menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, actor, dan penonton untuk saling
melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberkan gambaran yang
jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan
cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang dikerjakan
berkaitan dengan peran tata cahaya. Tetapi fungsi dasar tata cahaya adalah empat,
yaitu Penerangan, Dimensi, Pemilihan, dan Atmosfir (Mark Carpenter, 1988).
1. Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu
memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada diatas panggung.
Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya hanya sekedar memberi
efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu
dengan intensitas tertentu. Tidak semua area diatas panggung memiliki tingkat
terang yang sama, tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga
menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku actor diatas pentas.
2. Dimensi
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah
objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan
terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung.
Jika semua objek diterangi
dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton
menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap
dan terang maka dimensi objek akan muncul.
3. Pemilihan
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk
menentukan objek danarea yang hendak disinari. Jika dalam film
dan televisi sutradara dapat memilih adegan menggunakan kamera, maka sutradara
panggung menggunakannya dengan cahaya. Dalam teater, penonton secara normal
dapat melihat seluruh area panggung. Untuk memberikan fakus perhatian pada area
atau aksi tertentu, sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya
berpengaruh bagi perhatian penonton saja, tetapi juga para actor diatas pentas
serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
4. Atmosfir
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah
kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata
“Atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung
dalam peristiwa lakon. Sejak ditemukannya tekhnologi pencahayaan panggung. Efek
lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu
tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari
pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedang
sinar mentari siang terasa panas. Inilah gambaran suasana danemosi yang yang
dapat dimunculkan oleh tata cahaya.
Keempat fungsi pokok tata cahaya diatas
tidak berdiri sendiri artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling
mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk
memberikan gambaran dimensional objek suasana dan emosi peristiwa.
Ø Peralatan
Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas
pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan.
Dengan peralatan tata cahaya, control atau kendali atas distribusi cahaya itu
dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk,
ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bias
dimungkinkan karena adanya peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.
1.
Lampu
Istilah lampu yang digunakan disini tidak mengacu pada kata
lamp, tetapi lantern. Kata lamp diartikan sebagai bohlam dan lantern. Sebagai
lampu dan seluruh perlengkapannya termasuk didalamnya bohlam. Istilah lantern
digunakan sebagai pembeda antara lampu panggung terhadap lampu rumahan.
Dalam lampu panggung ada terdapat banyak jenis lampu. Akan
tetapi, secara mendasar dikategorikan kedua jenis, yaitu Flood dan Spot. Flood
memiliki cahaya cahaya dengan sinar yang menyebar, sedangkan Spot memiliki
sinar yang menyorot terarah. Semua lampu memiliki memiliki keistimewaan
tersendiri dalam menghasilkan suatu yang baru dengan mengkombinasikan prinsip
dan unsur yang ada didalamnya. Tugas utama dari lampu panggung adalah
menghadirkan cahaya, warna, dan bentuk yang dapat disesuaikan dan diarahkan
menurut kebutuhan.
2. Dimmer dan Kontrol
Untuk mengontrol intensitas cahaya dan mengatur perubahan
cahaya dalam intensitas tertentu dibutuhkan alat yang disebut Dimmer. Secara sederhana sumber listrik
dialirkan kesebuah dimmer untuk mengalirkan arus listrik kelampu. Dimmer dapat
mengubah intensitas cahaya dari rendah ketinggi atau sebaliknya dengan mengatur
panas (temperatur) yang mengalir kefilamen bohlam.
Ø Penyinaran
Prinsip dasar
penyinaran adalah membuat objek yang
disinari jelas terlihat dan cahaya tidak bocor sampai kepenonton atau bagian
panggung lainnya yang tidak memerlukan sinar. Tetapi karena karya teater adalah
karya artistic, maka penyinaran dalam panggung teater juga harus mampu
menghadirkan efek artistik yang dikehendaki. Dengan mengatur sudut penyinaran
efek-efek artistic bias dimunculkan.
Lampu yang diarahkan
langsung kewajah aktor akan menghasilkan efek flat ata datar. Lampu yang datang
dari arah depan dengan intensitas tinggi akan menghapus bayangan pada bagian
muka. Tidak ada bayangan pada cekung mata yang mengindikasi kedalaman. Tidak
ada bayangan pada bagia pipi yang memisahkannya dari leher. Tidak ada bayangan
pada hidung yang menunjukan volume. Oleh karena tidak ada bayangan sama sekali,
maka wajah aktor nampak datar. Meski demikian, pengambilan dengan sudut seperti
in terkadang dibutuhkan untuk memberi efek cahaya berlebih sehingga orang
tersebut Nampak bersinar.
1. Penyinaran Aktor
Guna menyinari aktor yang menghadap kepenonton ada tekhnik
dasar yang bisa diterapkan. Selain kejelasan pencahayaan juga harus mampu
menampilkan dimensi. Untuk hasi termudah letakan dua lampu dengan arah atas 450
(derajat) masing-masing sisi dimana actor berdiri. Karena sinar cahaya lebih
lebar daripada tubuh actor maka ia bisa bergerak diseputar lingkar cahaya
dengan tetap tersinari. Keduaa lampu akan membentuk sudut 900 (derajat)
sehingga lingkar cahaya yang dihasilkan akan mampu menyinari area yang cukup
bagi aktor untuk bergerak. Luas ruang penyinaran yang
diciptakan oleh dua lampu dan memberikan cukup
cahaya untuk aktor ini disebut area. Ukuran area ini bisa disesuaikan dengan
menggunakan lampu. Jika jarak pengambilan jauh maka area pun akan membesar demikian juga ketika lingkar cahaya pada lampu spot
diperbesar maka cakupan sinarnya pun akan membesar. Penyinaran aktor dengan dua lampu ini menjadi teknik dasar
yang dapat diterapkan secara umum pada panggung pertunjukan. Karena
masing-masing panggung memiliki ukuran luas dan karakter yang berbeda maka
peletakan lampu pun harus menyesuaikan. Oleh karena itu, sudut pengambilan
dengan dua lampu ini pun perlu dicobakan.
2.
Penyinaran Area
Prinsip dasara penyinaran aktor dengan dua lampu bisa
diterapkan untuk penyinaran area. Panggung pertunjukan secara umum dibagi
menjadi 9 area pemain. Dengan menerapkan prinsip diatas maka masing-masing area
disinari oleh minimal dua lampu yang diambil dari sudut 450 derajat pada
masing-masing sisinya. Karena ukuran panggung yang berbeda-beda maka jarak
pengambilan antara lampu dan area yang akan disinari perlu dipertimbangkan.
Pertimbangan mendasar yang perlu diperhatikan adalah luas area yang hendak
disinari. Hal ini berkaitan dengan luas lingkar cahaya optimal yang bisa
dipenuhi oleh masing-masing lampu. Jika sudut pengambilan dan jarak yang
ditentukan kurang tepat atau berada diluar jangkauan maksimal lampu, maka
pendar cahaya yang dihasilkan kabur sehingga tidak bisa memberikan kecukupan
cahaya.
Gambar diatas memperlihatkan masing-masing area mendapat
penyinaran dari dua lampu. Prinsip penyinaran ini adalah prinsip dasar. Artinya,
dengan jumlah lampu minimal seluruh area panggung bisa disinari. Dengan system
penyinaran semacam ini penonton dapat menangkap kejelasan objek yang ada diatas
panggung. Detil pencahayaan bisa dilengkapi dengan menambah lampu yang
diarahkan khusus ketata panggung, aktor atau objek lain diatas pentas. Setelah
dipenuhi prinsip dasar penyinaran area maka penonjolan yang akan dilakukan
melalui tata cahaya dapat dikerjakan dengan lebih mudah.
Seipp ...
BalasHapusokay. . . semua hanya materi.. tergantung kita yang menjalankannya dilapangan .
BalasHapus