Era 2000-an menurut saya
adalah era kebangkitan Teater Kereta secara signifkan. Banyak hal baru dan
terobosan brillian yang dilakukan oleh pengurus di tahun ini. Sistem rekruetmen
anggota baru tidak lagi mengacu pada sistem terdahulu, tetapi ada inovasi baru.
Misalnya, setelah mendaftar, anggota baru diwawancarai, kemudian diadakan work
shop dan yang terakhir wajib ikut tantangan alam. Inilah yang saya katakan
terobosan baru. Dengan cara seperti ini, setidak-tidaknya, pengurus dapat
mengukur keseriusan dan kesungguhan anggota baru. Sudah bukan rahasia lagi,
kebanyakan anggota baru, apabila masuk ke sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
selalu coba-coba, ikut teman, dan yang lebih ironis lagi karena bingung cara
kegiatan.
Pentas yang dilakukan pun sangat intens.
Tidak saja menjadikannya sebagai agenda bulanan, akan tetapi sudah merupakan
keharusan untuk tampil di kampus IAIN Antasari. Ini bisa menjadi indikator
eksis tidaknya sebuah teater. Bukankah dengan sering tampil kita dapat
meminimalisir kekurangan sebuah pertunjukan ? Selain itu, dapat menjadi
pengobat rindu dengan fans, yang saya yakin tidak sedikit mengidolakan Teater
Kereta. Dengan tampil di publik, maka bisa menjadi nilai refresing dan “obat”
untuk menghilangkan kejenuhan dengan seringnya latihan.
Persiapan Sebelum Pentas |
Dua tahun terakhir ini, kegiatan Kereta
semakin sarat makna. Misalnya, mengadakan kegiatan dengan tema “SEMALAM BERSAMA
KERETA” yang dikemas dalam sholat tarawih, witir, tausyiyah,tadarus,
mudzakarah, dan diakhiri dengan sahur bersama. Pengurus Kereta juga mampu
melihat peluang, yaitu menjadikan koran
daerah sebagai mitra. Beberapa kegiatan Kereta sering diekspos. Inilah nilai
plus yang dimiliki oleh Kereta dibandingkan teater atau sanggar lain yang ada
di IAIN Antasari Banjarmasin.Bukti keseriusan dan kerja keras yang tak mengenal
henti Teater Kereta juga diberi kepercayaan tampil di TVRI Kalimantan dalam
pagelaran Drama Komedi Situasi. Mungkin yang disuguhkan belum memuaskan semua
pihak, tetapi terobosan ini bisa menjadi langkah awal untuk mengenalkan teater
kepada masyarakat, apalagi para pemainnya 100 % adalah mahasiswa yang
disibukkan oleh berbagai aktivitas dan rutinitas lainnya.