bersama dalam bahagia bersatu dalam duka

Minggu, 19 April 2015

Sebuah Ungkapan Hati

Kutipan dalam Buku "SURAT CINTA UNTUK KERETA" (Yasir Arafat HZ)



Rabu 10 Desember 2014 
Rahmatullah,

Sanggar kereta
kau bagaikan rumah kedua
rumah dimana kami berbagi suka duka
suka cita kami rasakan ketika kehangatan nasehat kami dapatkan
agar kami bisa menjadi manusia yg ber akhlak mulia
kami punya saudara yang selalu menghibur dg canda dan tawa
saudara yg selalu mampu merasakan perih dan derita ketika kami harus menangis mengelurkan air mata
sanggar kereta kau begitu bermanfaat dan berharga disaat kami belajar menjalani hidup yg penuh warna
sanggar kereta semoga kamu tetap jaya
semoga saudara kami selalu hidup dg sederhana
jayalah sanggar kereta kami mencintai mu apa adanya.

Minggu, 14 desember 2014
Rahmatullah

karang intan
aku mengenal mu 14 tahun yg silam
diri mu yg tak pernah  sdikit pun aku lupakan
ingatan ku ketika aku mendapat teriakan dan bentakan
diri ku tak kuasa untuk melawan
dipikiran ku hanya menurut apa yg mereka perintahkan

aku sadar kesalahan yang aku lakukan
aku tda bertanggung jawab terhadap apa yg sanggar kereta amanatkan

karang intan aku berjanji akan menjalankan amanat tanggung jawab yg di berikan
karang intan aku berjanji setia kepada sanggar kereta yg mengajarkan aku tentang persaudaraan
karang intan hiduplah dalam jiwaku bersama dalam bahagia bersatu dalam duka yang selalu aku ucapkan
karang intan hiduplah bersama jiwa dan hati sanggar kereta sebagai hamba yg tunduk kpd perintah Tuhan...=-)<


Sabtu,  24 januari 2015
annisa shinta dewi "kararangga"

(Tanpa kata)
Rumahku sekarang tidak lagi seperti rumah..
Hanya sekedar tempat singgah..
Tinggal janji yang membuatku pulang
Tak lagi ada senyum ramah yg menyambut didepan 'lawang'
yg terlihat sekarang adalah wajah-wajah yg melekat diatasnya sebuah topeng tebal menyeringai dibalik senyuman
Ah.. aku balas tersenyum
walau aku tau ada wajah mencela dibaliknya
Ingin ku katakan "topeng apa yg kalian kenakan?"
tapi aku hanya akan dikatakan sok suci jika melontarkan pertanyaan itu
Dan jika aku diam.. aku akan sama seperti wajah-wajah dengan topeng itu
Tanpa kata.. Dilema menyergapku
Hanya hati merintih pilu
'Kamana ulun baadu'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar